[
Tugas Kuliah ] Matematika Diskrit | Relasi 
Tugas
TI POLITALA Matdis 1A
Nama
           : Vify Alaisia Melyani
Kelas
            : 1A Teknik
Informatika
NIM
             : 1801301110
Matkul
          : Matdis Tugas 5
Semester
       : Semester 1
    Di materi Relasi ini, saya akan membahas tentang
hubungan/ relasi, hubungan antara dua unsur/himpunan yang tidak kosong dengan
satu aturan hubungan/perkaitan tertentu, Penjelasan yang saya akan jelaskan
meliputi definisi dan fungsi, operasi dan sifatnya.
A. Pengertian Relasi
      Kita misalkan E & F sebagai himpunan, hubungan
antara himpunan E & himpunan F merupakan himpunan yang
memiliki pasangan atau huruf/ angka yang berurutan,  tetapi 
mengikuti aturan tertentu.
Example:
Misal E  = {2, 4, 6} dan
F = {2, 4, 6, 8 }. 
E × F menjadi :
E × F = {(2, 2), (2, 4), (2, 6), (2, 8), (4, 2), (4,
4), (4, 6), (4, 8), (6, 2), (6, 4), (6, 6), (6, 8)}
Jika menggunakan aturan relasi/
hubungan diatas, relasi R dari E  ke F  yang  mengikuti aturan tadi menjadi,
R = {(2, 2), (2, 4), (2, 6), (2, 8)}
Hubungan/Relasi bisa juga 
terjadi hanya pada satu atau sebuah himpunan, yaitu hubungan  pada E, di
himpunan E, yang merupakan himpunan
E × E.
B.
MACAM-MACAM RELASI dan SIFAT-SIFAT RELASI
     1.  RELASI BINER
          Adalah
hasil kali 2 himpunan atau relasi yang menghubungkan 2 himpunan yang himpunan 
       bagianya tidak kosong.
       Sifat-sifat
relasi Biner :
          a. 
Reflektif
               Suatu
relasi bersifat reflektif , jika setiap x є A, maka (A,A) є R
           Contoh :
           B
= {1,2,3} dan R = {(x,y)│x,y є B, xy > 0}
           Apakah R reflektif atau tidak ? 
           Peny :
           B x B =
{(1,1),(1,2),(1,3),(2,1),(2,2),(2,3),(3,1),(3,3) dari
hasil kali Cartesian kita 
                         memperoleh R = {(1,1),(2,2),(3,3)}. 
           Karena semua
hasil xy > 0 dan x є B, maka R adalah relasi yang reflektif.
          b. Simetris
              Suatu relasi bersifat simetrik, jika
untuk setiap x,y є A dengan xRy dan yRx
          Contoh :
          M =
{-2,-1,0,1,2} dan R = {(x,y) │x,y є M,  xy > 0}
          Apakah R simetris atau tidak ?
          Peny :
          M x M = {(-2,-2), (-2,-1), (-2,0),
(-2,1), (-2,2), (-1,-2),(-1,-1),(-1,0),(-1,1),(-1,2)
                         
(0,-2), (0,-1), (0,0), (0,1), (0,2), (1,-2), (1,-1), (1,0), (1,1), (1,2),(2,-2)
                          (2,-1), (2,0), (2,1), (2,2)}, dari hasil kali Cartesian kita memperoleh
                          R = {(-2,-2), (-2,-1), (-1,-2),
(-1,-1), (1,1), (1,2), (2,2)}
           Dari sini jelas terlihat bahwa untuk
setiap (x,y) є R berlaku (y,x) є R dengan x,y є M. 
           Jadi R adalah sebuah relasi
yang simetris.
        c. Antisimetris
            Suatu Relasi bersifat antisimetris, jika untuk setiap x,y є A dengan xRy
dan yRx maka x = 
         y.
        Contoh :
        A  = {-2,-1,0,1,2} dan R = {(x,y) │x,y є
A,  y = │x }
        Apakah R antisimetris atau
tidak ?
        Peny :
        M x M = {(-2,-2), (-2,-1), (-2,0),
(-2,1), (-2,2), (-1,-2),(-1,-1),(-1,0),(-1,1),(-1,2)
                         
(0,-2), (0,-1), (0,0), (0,1), (0,2), (1,-2), (1,-1), (1,0), (1,1), (1,2),(2,-2)
                         
(2,-1), (2,0), (2,1), (2,2)},  dari hasil kali Cartesian kita memperoleh
                           R =
{(-2,2),(-1,1),(1,1),(0,0),(2,2)}
        Dari sini jelas terlihat bahwa untuk
setiap (x,y) є R berlaku (y,x) є R dengan x,y є A. Jadi 
        R adalah sebuah relasi
yang antisimetris.
       d.
Transitif
           Suatu Relasi bersifat transitif,
jika setiap x,y,z є A dengan xRy, yRz, dan xRz
        Contoh :
        A =
{-1,0,1} dan R = {(x,y) │x,y є A, x ≥ y}
        Apakah R transitif atau
tidak
        Peny :
        A x A = {(-1,-1), (-1,0), (-1,1),
(0,-1), (0,0), (0,1), (1,-1), (1,0), (1,1)} dari hasil kali 
        Cartesian kita
memperoleh,
        R = {(-1,-1), (-1,0), (-1,1), (0,0),
(0,1), (1,1)}
        Dari sini jelas terlihat bahwa untuk
setiap (x,y,z є A) dengan xRy dan yRz, berlaku xRz.
     2. RELASI EKIVALEN
         Adalah relasi yang memenuhi 3sifat
relasi yaitu reflektif, simetris dan transitif.
      Contoh :
      B = {a,b,c,d} dan R =
{(a,a),(a,b),(b,a),(b,b),(c,c),(c,d),(d,c),(d,d)}
      Apakah R ekivalen atau tidak ? 
      Peny :
              a.      
 Reflektif    :
{(a,a),(b,b),(c,c),(d,d)}, ya reflektif karena x є B berlaku (x,x) є R
              b.     
 Simetris     :
 Karena untuk setiap x,y є B dengan xRy berlaku yRx, maka R simetris.
                                      Contoh : {(a,b),(b,a)}
              c.     
Transitif    :
{(a,b),(b,a),(a,a)}, karena x,y,z є B dengan xRy dan yRz berlaku xRz,
              Maka R adalah relasi
yang transitif.
              Karena tiga sifat diatas yaitu
reflektif, simetrik dan transitif dipenuhi maka kita dapat  
              simpulkan bahwa R
adalah relasi ekivalen.
     3. RELASI TOLAK PARSIAL (POSET)
         Relasi R pada himpunan S dikatakan
relasi pengurutan parsial
jika ia refleksif, tolak 
     setangkup, dan menghantar. Himpunan S bersama-sama dengan relasi R  disebut
himpunan  
     terurut sacara parsial, dan dilambangkan dengan (S, R). 
     Contoh 1:
     Relasi  pada himpunan bilangan
bulat adalah relasi pengurutan parsial.
     Penyelesaian:
     Relasi
refleksif            
: karena a  a untuk setiap bilangan bulat a
     Relasi  tolak-setangkup : karena jika a  b
dan b  , maka a = b.
    Relasi
 menghantar         : karena
jika a  b dan b c maka a  c.
    Contoh 2:
    A = himpunan siawa SMP
    R = relasi pada A
    (a, b)  R jika a sekelas
dengan b. Tentukan (A, R)
    Penyelesaian:
    R refleksif                       
: setiap siswa SMP sekelas dengan dirinya sendiri
    R tolak setangkup           
: jika a sekelas dengan b, maka b pasti
sekelas dengan a.
    R menghantar                  
: jika a sekelas dengan b dan b sekelas
dengan c, maka
    pastilah a sekelas
dengan c. 
     Catatan : Secara intuitif, di dalam relasi pengurutan parsial,
dua buah benda saling 
                       berhubungan jika salah satunya lebih kecil (lebih besar)
atau lebih rendah (lebih 
                       tinggi)  daripada lainnya.
    4. REPRESENTASI
        a.
Representasi Notasi : R ⊆ (A x B)
            Jika (a, b) ∈ R , maka kita dapat gunakan
notasi a R b yang artinya a dihubungkan dengan b         oleh R.
Namun jika (a, b) ∉ R, maka kita dapat gunakan notasi a R b yang artinya a tidak  
        dihubungkan
dengan b oleh relasi R.
         Misalkan P = {2,4,6} dan Q = {2,4,8,10,12,13}.
         Jika kita definisikan relasi R dari P ke Q dengan
:
         (p,q) ∈ R jika p habis membagi q.
        maka kita peroleh
        R =
{(2,2),(2,4),(2,8),(2,10),(2,12),(4,4),(4,8),(4,12),(6,12)}
        b. Representasi Table
             Relasi dapat direpresentasikan menggunakan
tabel. Kolom pertama untuk menyatakan  
         daerah asal, sedangkan kolom kedua untuk
menyatakan daerah hasil.
         Misalkan P = {2,4,6} dan Q = {2,4,8,10,12,13}.
         Jika kita definisikan relasi R dari P ke Q dengan :
(p,q) ∈ R jika p habis membagi q.
         maka kita peroleh
R = {(2,2),(2,4),(2,8),(2,10),(2,12),(4,4),(4,8),(4,12),(6,12)}
 
       c. Representasi  Matriks
           Misalkan R adalah relasi dari A =
{a1, a2, …, an} dan B ={b1, b2, …, bn}. Relasi R
dapat  
       disajikan dengan matriks M = [mij], dimana :
Dengan kata lain, elemen matriks bernilai 1 jika a¡ dihubungkan dengan bj, dan bernilai 0
jika tidak dihubungkan dengan bj.
Relasi pada contoh 1 dapat dinyatakan dengan matriks berikut :
Dalam hal ini, a1 = Andi, a2 = Beni, a3 = Caca, dan b1 = TI231, b2 = TI321, b3 = TI412 ,
b4 = TI221.
d. Representasi Graf Berarah
Pada graf berarah, tiap elemen himpunan dinyatakan dengan sebuah titik (vertex), dan tiap
pasangan nya dinyatakan dengan busur (arc) yang arahnya ditunjukkan pada sebuah panah.
Jadi, jika (a, b) ∈ R, maka busur dibuat dari simpul a ke simpul b. Simpul a disebut simpul
asal (initial vertex) dan simpul b disebut simpul tujuan (terminal vertex).
Contoh :
a. Representasi graf untuk relasi R = {(a,b), (a,c), (b,a), (b,c), (c,d),(a,d)}
b. Representasi graf untuk relasi R = {(2,2), (2,5), (2,7), (3,8)}
Ditunjukkan pada gambar berikut :
Setiap elemen pada himpunan A maupun himpunan B gambarkan dengan sebuah simpul (titik
bulat) dan arah dari suatu elemen ke elemen yang lainnya ditunjukkan dengan sebuah panah.
Representasi dengan model ini dapat dikatakan paling mudah untuk dibaca dibanding kedua
representasi yang lainnya.
 DAFTAR PUSTAKA
https://lamalamatika.wordpress.com/materi-relasi/
Munir, R. 2012. Matematika Diskrit. Revisi Kelima. Penerbit Informatika
 
Munir, R. 2012. Matematika Diskrit. Revisi Kelima. Penerbit Informatika
 
 
Tidak ada komentar:
Posting Komentar